Spanyol dibongkar, Spanyol gagal keluar dari rasa malu yang didapat di Brasil usai ditekuk Prancis di Paris.
Seharusnya penikmat sepakbola melihat sebuah revolusi karena pemain lawas pergi, generasi baru beraksi. Setelah tertunduk lesu tereliminasi di babak grup Piala Dunia Juni lalu, Spanyol melangkah ke sebuah stadion di mana mereka sukses meraih dua kemenangan sebelumnya tetapi yang terjadi malah rasa malu lagi-lagi menghampiri.
Seharusnya penikmat sepakbola melihat sebuah revolusi karena pemain lawas pergi, generasi baru beraksi. Setelah tertunduk lesu tereliminasi di babak grup Piala Dunia Juni lalu, Spanyol melangkah ke sebuah stadion di mana mereka sukses meraih dua kemenangan sebelumnya tetapi yang terjadi malah rasa malu lagi-lagi menghampiri.
Starting XI La Roja melawan Prancis benar-benar berbeda. Di bawah mistar gawang berdiri David de Gea sementara Dani Carvajal, Mikel San Jose dan Cesar Azpilicueta jadi starter di sektor pertahanan serta Raul Garcia dan Koke mengisi lini tenagh. Pensiunnya Xavi, Xabi Alonso dan David Villa dari pentas internasional membuat Spanyol memiliki cita rasa baru.
Semua menanti apa yang terjadi, harapan baru tersimpan di benak fans, tetapi justru masalah lama yang mereka saksikan. Di Brasil, Spanyol hanya sanggup mencetak sebiji gol dari dua pertandingan pertama melawan Belanda dan Cili, ini juga datangnya dari titik putih. Seperti biasa Spanyol menjadi pawang bola dengan menggulirkan si kulit bundar dari lini ke lini sesuka hati namun sepanjang 90 menit mereka tidak sanggup menciptakan satu tembakan tepat sasaran. Lagi, seperti di Brasil Diego Costa adalah sosok terisolasi.
"Kami gagal mencetak gol, tetapi mengusai jalannya pertandingan," seloroh Vicente del Bosque setelah duel.
"Pekerjaan rumah kami adalah harus melebur dan lebih memahami cara bermain Diego Costa. Perlahan kami akan memperbaikinya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar