Jumat, 29 Agustus 2014

Menilik Peluang Kuartet Liga Primer Inggris Di Fase Grup Liga Champions

Chelsea paling bahagia, Manchester City harap-harap cemas, sementara Arsenal dan Liverpool gampang-gampang susah.

FOKUS: Menilik Peluang Kuartet Liga Primer Inggris Di Fase Grup Liga Champions

Gol semata wayang Alexis Sanchez kontra Besiktas pada Rabu (27/8) kemarin memastikan Liga Primer Inggris genap mengirimkan empat wakilnya di fase grup Liga Champions 2014/15: Arsenal, Manchester City, Chelsea, dan Liverpool.
Inilah untuk pertama kali sejak 1995, Inggris tidak menyertakan Manchester United di Liga Champions menyusul prestasi jeblok di kompetisi domestik musim lalu. Kini, komposisi baru yang terdiri dari The Gunners, The Reds, The Blues, dan The Citizens bersiap untuk membawa panji Inggris di pentas Eropa.

Keempat tim tersebut juga sudah mengetahui siapa lawan yang harus mereka hadapi di tiap grup setelah UEFA menggelar drawing pada Kamis (28/8).
Sekilas, Chelsea berada di grup paling lunak di mana The Blues hanya diwajibkan bertemu Schalke, Sporting Lisbon, dan NK Maribor. Sebaliknya, City bisa dibilang masuk di grup neraka bersama duo raksasa Jerman dan Italia, Bayern Munich dan AS Roma. Sementara Liverpool praktis hanya mendapat satu saingan berat dalam diri Real Madrid. Kondisi serupa dialami Arsenal yang kembali harus bertemu Borussia Dortmund di fase grup.
Di Liga Champions musim lalu, empat wakil dari EPL berhasil lolos dari fase grup, namun secara bertahap mereka rontok di fase knock-out dengan Chelsea melangkah paling jauh hingga semi-final. Sanggupkah wakil EPL kali ini mampu langkah demi langkah menuju panggung final di Berlin dan mengguncang Eropa? Simak selengkapnya.

 Akhirnya Liga Champions kembali ke Anfield setelah sekian lama. Ya, untuk pertama kali sejak musim 2009/10, Liverpool kembali menancapkan kukunya di kompetisi elite Eropa ini. Namun, Steven Gerrard dan kawan-kawan langsung dihadapkan dengan sang juara bertahan musim lalu, Real Madrid. Untung atau buntung?
Ditilik dari sejarah pertemuan kedua tim di Eropa, justru Madrid-lah yang harus keder. Dalam tiga pertemuan terakhir, Liverpool mampu menyapu bersih tiga laga itu. Salah satunya adalah kemenangan bersejarah 1-0 di final Piala Champions 1981. Itu belum termasuk pertemuan terakhir di babak 16 besar Liga Champions musim 2008/09 di mana raksasa Spanyol itu mereka luluhlantakkan 4-0.
Sementara dua lawan lainnya, Basel (Swiss) dan tim debutan Ludogorets (Bulgaria, diharapkan tidak terlalu menyulitkan pasukan Brendan Rodgers. Diprediksi, Liverpool dan Madrid akan bersaing sengit untuk memperebutkan urutan puncak Grup B.

 Alexis Sanchez akhirnya menhapus keraguan banyak pihak lewat gol tunggalnya ke gawang Besiktas di babak play-off yang memastikan armada Arsene Wenger meneruskan tradisi untuk menembus fase grup Liga Champions. Tergabung di Grup D, Arsenal lagi-lagi harus berjumpa dengan Borussia Dortmund – lawan mereka di fase grup musim lalu.  
Bisa dipastikan, duo raksasa Inggris dan Jerman itu akan saling bunuh-membunuh, persis seperti musim lalu ketika mereka saling mengalahkan di partai tandang. The Gunners tentu berharap bisa meneruskan rekor baik mereka saat bertandang ke Jerman di mana mereka tak pernah kalah dalam enam laga terakhir. Dengan demikian, Arsenal dan Dortmund diprediksi punya kans lolos paling besar di grup ini.
Namun, hat-hati dengan Galatasaray yang bisa menjadi lawan menyulitkan. Klub Turki itu pernah sekali menjadi mimpi buruk Arsenal, tepatnya di final Piala UEFA 2000 ketika mereka kalah adu penalti setelah bermain imbang 0-0 di waktu normal.
Sementara Anderlecht berharap tidak menjadi lumbung gol seperti musim lalu di mana mereka kebobolan 13 gol, rekor kemasukan terbanyak di fase grup. Pertemuan terakhir Arsenal dengan wakil Belgia ini terjadi pada 1970 di final Fairs Cup ketika Arsenal keluar sebagai pemenang dengan skor agregat 4-3.

 Jose Mourinho mungkin bisa tersenyum lebar setelah mengetahui timnya tidak terundi di grup sulit. Dengan masuk di Grup G bersama Schalke, Sporting Lisbon, dan MK Maribor, Chelsea diprediksi terus mempertahankan rekor selalu lolos dari fase grup sejak 11 penampilan terakhir mereka di Liga Champions – kecuali pada musim 2012/13 lalu.  
Chelsea punya catatan baik melawan melawan Schalke dengan tak pernah kebobolan dari wakil Jerman itu, termasuk ketika menang di laga kandang-tandang masing-masing dengan kemenangan 3-0 di fase grup Liga Champions musim lalu.
Sementara Sporting (Portugal) dan Maribor (Slovenia) adalah lawan yang belum pernah dihadapi Chelsea di level Eropa. Dengan demikian, juara grup menjadi target yang kiranya akan tidak terlalu sulit digapai oleh John Terry dan kawan-kawan.























Grup E yang terdiri dari Manchester City, Bayern Munich, dan CSKA Moskwa merupakan perulangan Grup D di musim lalu. Hanya saja, lawan keempat yang menggenapi grup ini adalah sang runner-up Serie A Italia, AS Roma. Keberadaan Tim Serigala ini sudah barang tentu membuat The Citizens harap-harap cemas. Terpeleset sedikit saja, Bayern dan Roma sudah siap meninggalkan City di belakang.
Bayern Munich muncul sebagai lawan terkuat City. Jawara Eropa 2013 ini adalah tim yang selalu mereka hadapi di tiga fase grup Liga Champions dalam empat tahun terakhir. Rekor pertemuan kedua tim juga seimbang dengan sama-sama mencatat dua kemenangan dan dua kekalahan.
Berbicara mengenai rekor pertemuan, City dan Roma memang belum pernah saling bersua di pentas Eropa. Akan tetapi, ketika City menghadapi wakil Italia, mereka hanya menang sekali dalam tujuh laga terakhir, sisanya empat kali imbang dan dua kali kalah.
Satu-satunya lawan yang relatif mudah bagi anak asuh Manuel Pellegrini adalah CSKA yang sukses mereka bekap di laga kandang-tandang musim lalu dengan total gelontoran tujuh gol. City harus berjuang sekuat tenaga untuk menjadi pemuncak klasemen grup E agar terhindar lawan berat seperti Barcelona di musim lalu yang membuat mereka gagal berkiprah lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar